di petik dari petunjuk Habib zein Hafidzahullah.
telah di sebutkan di dalam Hadist bahwa Baginda nabi shallahu alaihi wa sallam, shalat memakai sendal, dan memasuki masjid mengenakan sandal. maka Para ulama menjawab nya perihal masalah ini, menjelaskan makna perbuatan Rasulullah shallahu alaihi wa sallam tersebut, Berkata Ahlu Ilmi. perbuatan rasulullah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa itu mempunyai hukum boleh di lakukan, (Berhukum jawaz), dan menjelaskan hukum Boleh (Jawaz) kepada Ummat nya adalah wajib bagi rasulullah shallahu alaihi wa sallam. sebagaimana telah di sebutkan dalam hadist bahwa rasulullah Shallahu alaihi wa sallam pernah minum berdiri dan pernah buang air kecil berdiri, perbuatan seperti ini adalah untuk menjelaskan bahwa itu boleh di lakukan, bukan berarti itu merupakan kebiasaan atau perintah Rasulullah agar di lakukan.
melainkan Yang sunnah adalah, mendorong untuk tetap di atas adab dalam memasuki masjid, dan tidak mengotorinya dengan sandal, sebab seorang muslim tentu tidak rela jika hal itu di lakukan di dalam rumah nya, atau di tempat di mana ia bertinggal, lantas bagaimana ia bisa rela jika perbuatan tersebut mereka lakukan di dalam rumah Allah ?
Bahkan Para ahli ilmu mengatakan. orang yang hendak masuk masjid dengan mengenakan sandal maka di syaratkan sandal nya harus suci, dan tentu ini sulit. bahkan di haramkan masuk kedalam masjid jika sandal nya membawa najis.
kita mendengar sebagian Orang berkata dan berdalih, bahwa Nabi saja masuk kedalam masjid dengan mengenakan sandal, dan shalat mengenakan sandal.
jawab :
sandal nya nabi itu tidak sama dengan sandal yang anda pakai.
sandal nya nabi itu suci, beliau naik ke atas langit dengan sandal nya di hadapan Allah. oleh itu sandal nya nabi penuh dengan keberkahan,
sebagaimana yang telah di katakan oleh para Ulama'
على الطُـورِ نُودي موسى أن اخلع ... ومحمد لم يُـؤمر بخلع نعاله
di atas gunung thur, musa di panggil dan di perintah untuk melepas sandal nya, sedang Nabi Muhammad (di panggil ke hadapan Allah) tidak di perintah untuk melepaskan sandal nya.
kemudian Nabi tidak melakukan nya atas inisiatif sendiri, melainkan berdasarkan petunjuk, lalau bagaimana anda hendak menyerupai dan mengikuti ? oleh itu perbuatan anda ini keliru dan perbuatan orang dungu.
adapun shalat dengan mengenakan Sandal.
Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwa hal itu di syaratkan sandal mu harus Suci, dan harus dalam keadaan darurat, seperti sangatnya panas matahari sehingga membutuhkan sandal, oleh itu tidak pernah datang dari nabi bahwa beliau senantiasa mengenakan sandal dalam shalat nya.
Ringkas nya. wahai saudara-saudaraku, semuga Allah anugerahi kalian taufik, bahwasanya, selayaknya kita memelihara adab di rumah-rumah Allah, dan di hadapan Allah, mari kita dahulukan Adab dari mengikuti hawa nafsu, jangan sampai kita masuk masjid kecuali dalam keadaan khusyu', dan adab, serta dengan pengagungan,
Allah berfirman :
ومن يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب
dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.
Orang beruntung dan bijaksana adalah orang yang bodoh hawa nafsu dan pendapatnya, demi untuk mengikuti para ulama terdahulu, mengikuti dan meneladani mereka , sebab ulama itu adalah ittiba' karena Allah dan rasul nya serta tunduk dan patuh.
telah di sebutkan di dalam Hadist bahwa Baginda nabi shallahu alaihi wa sallam, shalat memakai sendal, dan memasuki masjid mengenakan sandal. maka Para ulama menjawab nya perihal masalah ini, menjelaskan makna perbuatan Rasulullah shallahu alaihi wa sallam tersebut, Berkata Ahlu Ilmi. perbuatan rasulullah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa itu mempunyai hukum boleh di lakukan, (Berhukum jawaz), dan menjelaskan hukum Boleh (Jawaz) kepada Ummat nya adalah wajib bagi rasulullah shallahu alaihi wa sallam. sebagaimana telah di sebutkan dalam hadist bahwa rasulullah Shallahu alaihi wa sallam pernah minum berdiri dan pernah buang air kecil berdiri, perbuatan seperti ini adalah untuk menjelaskan bahwa itu boleh di lakukan, bukan berarti itu merupakan kebiasaan atau perintah Rasulullah agar di lakukan.
melainkan Yang sunnah adalah, mendorong untuk tetap di atas adab dalam memasuki masjid, dan tidak mengotorinya dengan sandal, sebab seorang muslim tentu tidak rela jika hal itu di lakukan di dalam rumah nya, atau di tempat di mana ia bertinggal, lantas bagaimana ia bisa rela jika perbuatan tersebut mereka lakukan di dalam rumah Allah ?
Bahkan Para ahli ilmu mengatakan. orang yang hendak masuk masjid dengan mengenakan sandal maka di syaratkan sandal nya harus suci, dan tentu ini sulit. bahkan di haramkan masuk kedalam masjid jika sandal nya membawa najis.
kita mendengar sebagian Orang berkata dan berdalih, bahwa Nabi saja masuk kedalam masjid dengan mengenakan sandal, dan shalat mengenakan sandal.
jawab :
sandal nya nabi itu tidak sama dengan sandal yang anda pakai.
sandal nya nabi itu suci, beliau naik ke atas langit dengan sandal nya di hadapan Allah. oleh itu sandal nya nabi penuh dengan keberkahan,
sebagaimana yang telah di katakan oleh para Ulama'
على الطُـورِ نُودي موسى أن اخلع ... ومحمد لم يُـؤمر بخلع نعاله
di atas gunung thur, musa di panggil dan di perintah untuk melepas sandal nya, sedang Nabi Muhammad (di panggil ke hadapan Allah) tidak di perintah untuk melepaskan sandal nya.
kemudian Nabi tidak melakukan nya atas inisiatif sendiri, melainkan berdasarkan petunjuk, lalau bagaimana anda hendak menyerupai dan mengikuti ? oleh itu perbuatan anda ini keliru dan perbuatan orang dungu.
adapun shalat dengan mengenakan Sandal.
Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwa hal itu di syaratkan sandal mu harus Suci, dan harus dalam keadaan darurat, seperti sangatnya panas matahari sehingga membutuhkan sandal, oleh itu tidak pernah datang dari nabi bahwa beliau senantiasa mengenakan sandal dalam shalat nya.
Ringkas nya. wahai saudara-saudaraku, semuga Allah anugerahi kalian taufik, bahwasanya, selayaknya kita memelihara adab di rumah-rumah Allah, dan di hadapan Allah, mari kita dahulukan Adab dari mengikuti hawa nafsu, jangan sampai kita masuk masjid kecuali dalam keadaan khusyu', dan adab, serta dengan pengagungan,
Allah berfirman :
ومن يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب
dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.
Orang beruntung dan bijaksana adalah orang yang bodoh hawa nafsu dan pendapatnya, demi untuk mengikuti para ulama terdahulu, mengikuti dan meneladani mereka , sebab ulama itu adalah ittiba' karena Allah dan rasul nya serta tunduk dan patuh.
No comments:
Post a Comment